100 Pendeta GKI Kunjungi Ponpes Ngalah

100 Pendeta GKI Kunjungi Ponpes Ngalah


100 Pendeta GKI Kunjungi Ponpes Ngalah
Apa jadinya kalau 100 pendeta berkunjung ke sebuah pondok pesantren? Jawabnya pasti menarik. Setidaknya, itu pula yang terjadi saat 100 pendeta dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jawa Timur berkunjung ke Ponpes Ngalah, Dusun Pandean, Desa Sengonagung, Kecamatan Purwosari Senin malam (15/3).

Para tokoh dan pemuka agama umat Kristiani ini tidak sekedar berkunjung. Mereka datang untuk berdiskusi tentang pluralisme. Terutama kaitannya dengan usaha menciptakan perdamaian.

Rombongan para pendeta itu sendiri tiba di lokasi sekira pukul 16.00 WIB. Selanjutnya, mereka diajak menyaksikan pengajian Senenan yang diikuti sekitar 3.000 jamaah. Bahkan, pimpinan rombongan yakni Pdt. Simon Filantropa mendapat kesempatan untuk menyampaikan sambutannya.

Itu dilakukan secara bergantian. Setelah pengasuh ponpes KH. Sholeh menyampaikan sambutannya, Pdt Simon pun memberikan sambutan. "Kami ingin memberi contoh bagaimana menjaga pluralisme itu," kata kiai Sholeh saat ditemui usai kegiatan.

Selain mengikuti pengajian, rombongan pendeta juga menyempatkan diri berkeliling ke kawasan ponpes yang memiliki luas sekitar 9 hektar itu. Saat berkeliling itulah, Pdt. Stevanus sempat mengungkapkan kekagumannya atas dikembangkannya pluralisme oleh ponpes setempat.

Hal itu terlihat dari banyaknya tulisan-tulisan yang mengisyaratkan pentingnya menghargai dan menghormati orang lain. Menjunjung tinggi perbedaan dalam ikatan kebersaamaan.

Termasuk, ketika mendapati deretan lampion yang dipasang di depan koperasi setempat. "Barangkali, ini satu-satunya ponpes di Jatim yang melakukan hal seperti ini," kata Stevanus, peserta rombongan.

Malam harinya selepas Isya, acara dilanjutkan dengan diskusi santai. Selain sejumlah pengurus ponpes, sejumlah pejabat setempat hadir dalam diskusi yang berlangsung dua jam itu. Yakni, Kapolsek Purwosari AKP. Heri Pudjiono dan Camat Purwosari Anang Saiful Wijaya.

Diskusi sendiri berlangsung cukup gayeng. Dalam prolognya, pengasuh ponpes KH. Sholeh Badrudin banyak menyampaikan tentang Islam dan ajarannya dalam usaha menciptakan perdamaian antar umat manusia. Sesuai dengan prinsip Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

Itu pula yang diharapkan dari pertemuan malam itu. Perbedaan ajaran agama yang dimungkinkan menimbulkan salah paham bisa tereliminasi melalui dialog tersebut. Selian itu, dialog itu sekaligus menjadi bukti bagaimana penerapan pluralisme. "Dan, hal yang seperti ini belum banyak dilakukan oleh pesantren," terangnya.

penjelasan serupa disampaikan Pdt. Simon. Bahkan, dirinya berharap agar pertemuan tersebut tidak hanya sampai di situ. Tapi, bisa ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan berikutnya. "Biar lebih terjalin keakraban, harus ada tindaklanjut," katanya. (jawapos.com)

Berita "Seputar Pasuruan" Lainnya

ul Awas, Jalur Gempol Rawan Laka!
ul Hujan Lima Jam, Plengsengan di Prigen Ambrol
ul Pasar Gondanglegi Akan Direlokasi
ul Tretes Daerah Wisata Keluarga
ul Bus Pemain Persela Tabrakan di Gempol
Share on Google Plus

About Wawasan kita

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Comments
0 Comments
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment

Chat Room

Kamu bisa chat bareng Admin di sini dengan Messenger,
Terima kasih.

Chat on Messenger