pondok ngalah
YAYASAN DARUT TAQWA
PONDOK PESANTREN NGALAH
Menerima Pendaftaran Santri Baru Tahun Akademik 1432-1433 H
VISI
“Membentuk
santri yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul
karimah, mampu menjawab tantangan zaman serta memiliki kepedulian dan
kepekaan terhadap masalah agama, pendidikan, sosial, budaya,
nilai-nilai kebangsaan dan kemasyarakatan serta berjiwa Rohmatal
Lil-Alamin”.
MISI
| |
Read more... |
Pondok Ngalah Juara 3 se Pasuruan |
Tuesday, 10 May 2011 22:39 | |
Ngalah,
Jum'at (29/04 dan 06/05 2011) merupakan hari yang sangat bersejarah
bagi Organisasi FKU (Forum Komunikasi Ulya) Madrasah Diniyah Darut
Taqwa Sengonagung Purwosari Pasuruan. Pada hari itu FKU untuk pertama
kalinya mengadakan MSK (Musabaqah Syarkhil Kitab) se-Pasuruan. Kegiatan itu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperingati milad FKU yang ke-06.
Lomba tersebut diikuti oleh 10 tim yang berasal dari Pondok Pesantren se-Pasuruan. Dari 10 tim tersebut diambil 3 tim untuk maju ke babak final yang dilaksanakan pada hari Jum'at (06/05/2011). Dua tim yang lolos adalah perwakilan dari PPP Salafiyah Bangil dan satu tim dari PP Ngalah. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Kemenag Kabupaten Pasuruan Kasi Pekapontren yaitu Drs. Usman, kemudian Ust. Yaqutun Nafis, S.PdI dari perwakilan keluarga Ndalem dan Ust. Durrotun Nasikhin, S.PdI selaku Kepala Madrasah Diniyah Darut Taqwa beserta staf-stafnya. Sedangkan untuk dewan juri terdiri dari Gus Izzuddin (Pengasuh Pondok Sangar Pandaan), Ust. Syamsul Ma'arif selaku guru Madrasah Diniyah Mu'alimin/mat (MDMM) Darut Taqwa dan H. Afif selaku Waka. Kurikulum MDMM. | |
Read more... |
Mondok...??? Siapa Takut? |
Friday, 13 May 2011 13:09 | |
“Bu, pokoknya besok aku harus didaftarkan mondok” kata seorang anak kepada ibunya. Sang ibu terkejut seraya berkata, “Lho??? Nak, mondok itu harus dipersiapkan segala kelengkapan dan kebutuhannya”. Dengan nada sedikit ngotot sang anak berkata, “Pokoknya besok aku harus sudah dimondokkan, aku kemarin sudah mendaftar sekolah formal di sana, beberapa persyaratan pendaftaran pun sudah kulengkapi, tinggal mondoknya belum” jawab sang anak.
Inilah
sekelumit perbincangan yang terjadi antara salah seorang keponakan
saya dengan ibunya yang tidak lain adalah kakak perempuan saya. Kakak
saya begitu terkejut dan heran dengan desakan dari putra keduanya yang
tiba-tiba meminta untuk segera dimondokkan di sebuah pesantren di Pasuruan. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa harus pesantren jadi tempat belajar???
Dalam
tulisan singkat ini akan dipaparkan sekelumit tentang pesantren dan
pilar-pilar yang membangunnya, dan gambaran proses pembelajaran yang
terjadi di dalamnya, serta kelebihan-kelebihan yang ada dalam
pembelajaran tersebut.
Pilar-pilar Pesantren dan Proses Pembelajaran didalamnya
Secara
istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dimana para santri
biasa tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab
klasik dan kitab-kitab umum bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam
secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dengan
menekankan pada aspek moral dalam kehidupan bermasyarakat. (Fenomena,
2005:72).
| |
Read more... |
PSB Diantara Sekolah Negeri dan Swasta |
Sunday, 01 May 2011 16:49 | |
Memang
pendidikan adalah segala-galanya. Dalam rangka itu, orang akan
melakukan sesuatu meskipun menguras uang, pikiran dan waktu.
Proses Antrian PSB Manual (wartakota.co.id)
Masuk sekolah ataupun lembaga negeri adalah suatu keharusan dan kebanggaan, mereka terbangun dari asumsi-asumsi prematuris
yang mengatakan ibarat menemukan tumpukan emas, jika putra atau putri
mereka masuk dalam barisan nama siswa siswi yang lulus tes sekolah
negeri. Tensi gede-gedean mengkontaminasi otak para orang tua.
Para orang tua akan merasa malu kalau anaknya tidak sekolah di sekolah
atau lembaga negeri. Untuk para pendaftar ataupun orang tua
berdesak-desakan untuk mendaftarkan diri ke sekolah ataupun lembaga yang
berstatus negeri.
Namun kalau kita analisis, dari aktifitas desak-desakan tersebut mengandung multi konflik hedonis, artinya kalau orang berdesak-desakan untuk menuju sesuatu yang diharapkan, orang tersebut tidak akan mengenal orang sekitarya, baik itu saudara, tetangga ataupun lainnya. Dia akan konsentrasi pada keinginannya, bahkan ironisnya tak jarang dia melakukan perbuatan yang tidak santun. Ada yang dengan sadar menginjak kaki, mendorong atau lainnya yang perbuatan tersebut menimbulkan kemarahan namun kemarahan tersebut tidak berbuntut panjang. Seperti proses pengambilan formulir pendaftaran atau melihat pengumuman kelulusan tes secara manual dan lain sebagainya, namun tidak kesemuanya. Disadari ataupun tidak, perbuatan semacam itu menimbulkan rasa individualis yang mengagungkan pada kepentingan pribadi. Tapi, dengan berkembangnya teknologi maka hal itu sekarang sudah bisa teratasi. Berbicara individualis, kita tidak bisa melupakan wacana klasik (classic history) yang pernah menggelinding dalam kehidupan masa lalu. Dimana praktek tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme berasal dari praktek tersebut. Koruptor kelas kakap maupun kelas teri melakukan tindakan merugikan tersebut terbungkus bermuara pada rasa individu disamping ada kesempatan. Dari sini timbul kekhawatiran, dari praktek-praktek kecil tersebut akan menyeret pada kebiasaan yang menjadi jembatan wacana sejarah klasik diatas. Pepatah mengatakan “pertama kita membentuk suatu kebiasaan, lama kelamaan kebiasaan itu akan membentuk diri kita”. Kita pasti tidak berkenan kalau kebiasaan-kebiasaan dari rasa individual akan menjadi penyakit dan mewabah dalam diri manusia kita atau dari kebiasaan tersebut menjadi kultur apalagi menjadi peradaban. Kita juga tidak berkenan kalau proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) menjadi ladang timbulnya penyakit individual yang membawa tindakan-tindakan tak santun. Seperti contoh isu kasus tentang pembobolan data base pengumuman siswa atau isu kasus industrialisasi pendidikan dan sebagainya. Perubahan Paradigma Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengabaikan perbuatan-perbuatan kecil yang padahal perbuatan tersebut dapat berimplikasi pada keburukan tabiat kita. Padahal kebiasaan sekecil atau sebesar apapun adalah tindakan yang berasal dari | |
Read more... |
Buletin ZAHRAH Edisi 2 |
Friday, 15 April 2011 18:22 | |
Pernikahan
merupakan hal yang sangat dianjurkan oleh Rosululloh SAW, karena
sangat dianjurkan itulah bagi remaja yang sudah umur dan sanggup dalam
beberapa hal semisal materi dst. sangat diharapkan untuk menjalani masa
puber yang kedua.
Ya, pernikahan. Kalimat nan indah itulah yang menjadi tema Zahrah pada edisi kedua ini. Hal tersebut bertujuan agar para santri dapat mengetahui "hakikat nikah dan sang kekasih halal pendamping hidup", serta sebagai bekal para santri di masa depan.
Cover Buletin ZAHRAH Edisi 2
Akhirnya,
kami memohon maaf apabila dalam buletin Zahrah edisi ini ada kesalahan
sehingga kurang memberikan kepuasan bagi pembaca. Kritik dan saran
konstruktif selalu diharapkan.
Untuk review buletin ZAHRAH edisi Kedua (Maret 2011) bisa kunjungi link berikut: review buletin edisi Kedua ZAHRAH. |
0 Comments