Pertikaian Menyengsarakan Banyak Orang


Pertengkaran, peperangan, permusuhan bagaimanapun akan berdampak negatif secara psikologis. Orang akan merasa ketakutan dan lain sebagainya, oleh karena itu pertengkaran yang terjadi secara teori akan mempengaruhi lingkungan dimana pertengkaran itu terjadi, jika pertengkaran itu dilakukan oleh satu keluarga maka dampak akan dirasakan oleh satu RT, namun jika pertikaian itu terjadi antar RT maka dampak akan dirasakan juga oleh satu desa, dan jika pertengkaran itu terjadi antar desa maka yang merasakan dampaknya bukan desa yang bertikai saja namun sekabupaten bahkan satu provinsi akan ikut menanggung akibatnya, apalagi jika pertikaian itu terjadi antar umat beragama tentu saja yang ikut merasakan bukan hanya orang yang bertikai saja namun seluruh dunia akan ikut merasakan gejolak yang ada, jika demikian apakah tidak menutup kemungkinan akan terjadi perang dunia ke-3 jika diantara kita tidak saling menghormati dan saling mengasihi antar sesama dan antar umat beragama, kasihan yang tidak berdosa dan yang tidak tahu apa-apa.
Bukan hanya itu saja dampak dari pertikaian, bahkan nabi pernah bersabda bahwa pertikaian juga bisa menyengsarakan orang yang sudah mati sekalipun, hal ini menunjukkan bahwa pertikaian, dan permusuhan itu dilarang keras dalam Islam, sampai-sampai orang yang matipun masih merasakan dampaknya. Hal ini sesuai dengan terjemahan Hadits Ke Lima Belas Kitab Syarh al-Mawa’idh al-‘Ushfuriyah, hal 14-15, sebagai berikut:
Diceritakan dari sufyan dari orang yang mendengar cerita Anas bin Malik RA. Berkata “Rasulullah Saw. telah bersabda sesungguhnya perbuatan orang yang masih hidup diperuntukkan (menimpa, bersambung) kepada tetangga, keluarganya dan kepada orang tuanya yang telah meninggal. Jika amal mereka (keluarga yang masih hidup) bagus, baik, maka mereka (yang telah meninggal) memuji dan bersyukur kepada Allah SWT. Tetapi jikalau mereka melihat amal/perbuatan keluarganya yang masih hidup tidak baik (buruk) maka mereka berdo'a kepada Allah:
“Yaa Allah janganlah engkau mengambil nyawanya sehingga engkau memberikan hidayah kepada mereka,” kemudian nabi Muhammad bersabda “ Mayit itu merasa tersakiti dan terlukai di dalam kuburnya seperti halnya dia disakiti dan dilukai semasa hidupnya.......! sahabat bertanya “Apa yang menyebabkan mayit itu tersakiti yaa Rosul ?!” Rasul menjawab “Sesungguhnya si mayit merasa tersakiti dan terlukai bukanlah karena dia telah berbuat dosa, juga bukan karena perselisihan, permusuhan dengan seseorang (sewaktu dia masih hidup), dan bukan karena si mayit telah menyakiti tetangganya, tetapi (yang menyebabkan si mayit itu sakit, terluka, susah, tersiksa dalam kuburnya) adalah apabila kamu (selaku ahli warisnya yang masih hidup) saling bertikai, bermusuhan (tukaran) dengan sesama keluarga, saudara atau tetangga, sampai-sampai mereka menghina, mengejek (misuhi/ngilokno) kamu, dan ke-dua orang tuamu, maka ketika itulah mereka yang telah mati juga merasa tersakiti dan terlukai.
Begitu juga sebaliknya, sesungguhnya jikalau kamu saling berbuat baik antar sesama keluarga, saudara, masyarakat dan sesama manusia maka ahli kuburmu juga akan merasa senang dan berbahagia di dalam kuburnya.
Share on Google Plus

About Wawasan kita

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Comments
0 Comments
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment

Chat Room

Kamu bisa chat bareng Admin di sini dengan Messenger,
Terima kasih.

Chat on Messenger